Tahukah anda, cokelat bukan berasal dari buahnya, melainkan dari bijinya? Daging biji cokelat yang lunak itulah asal-usul cokelat cake dan candies yang kita kenal selama ini. Dalam satu buah terdapat sekitar 30-50 butir biji. Biji cokelat ini terlebih dulu melalui proses fermentasi dan pengeringan sebelum dikirim ke pabrik untuk diolah. Buah cokelat umumnya terdapat di negara-negara tropis yang dekat khatulistiwa seperti Indonesia, yang tercatat sebagai negara penghasil cokelat terbesar ketiga di dunia. | |
Suku Indian Olmec di Amerika Tengah adalah pengguna cokelat pertama yang tercatat dalam sejarah, sekitar 3000 tahun yang lalu. Suku Olmec, yang kemudian diikuti oleh suku Maya dan Aztec, meminumnya dengan cara menuangkan dari satu pot ke pot yang lain untuk menciptakan gelembung busa di atasnya. Gelembung busa itulah bagian yang paling mereka sukai.
Biji cokelat juga digunakan sebagai mata uang pada masa itu.
Penjelajah dan misionaris Spanyol membawanya ke Eropa, dan langsung menjadi trend di kalangan aristokrat, yang meminumnya dengan menambahkan gula.
Lama setelah itu, akhirnya cokelat dalam bentuk batangan (chocolate bar) ditemukan oleh perusahaan Inggris bernama J.S. Fry and Sons pada 1847. Perusahaan cokelat terkemuka di dunia, Hershey, baru muncul pada tahun 1894.
| Di Indonesia, cokelat pertama kali diperkenalkan dalam bentuk minuman hangat di Batavia (Jakarta) pada awal abad ke-18. Pada tahun 1780-1790 sudah ada panen cokelat di Batavia, namun hasilnya tidak signifikan. Kemudian pada tahun 1822, cokelat mulai ada di Manado, lalu tahun 1830 sudah tumbuh di Ambon, tahun 1867 muncul di Halmahera, dan pada tahun 1880 cokelat dikembangkan oleh perusahaan swasta di Pulau Bacan. Pada tahun 1960, jumlah produksi biji cokelat di Indonesia masih sangat sedikit yaitu hanya 2.000 ton/tahun. Bisa jadi hal itu disebabkan oleh rendahnya minat petani Indonesia untuk bertanam cokelat. Minat itu mulai tumbuh pada sekitar tahun 1970. Dan akhir tahun 1980, produksi cokelat Indonesia mulai meningkat dan sebagian besar berasal dari perkebungan cokelat di Jawa Timur, Sumatera Utara, dan kawasan Indonesia bagian timur. Sekitar tahun 1988, jumlah produksi cokelat Indonesia sudah mencapai 60 ribu ton per tahun. |
Pada saat ini, menurut data statistik, negara yang paling banyak mengkonsumsi cokelat adalah negara Swiss, dimana rata-rata warga negaranya mengkonsumsi 11 kg cokelat setiap tahunnya.
Satu hal yang jarang diketahui orang, bahwa selain gula, lebih banyak lagi nutrisi yang terkandung dalam cokelat yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti antioxidants, flavonoids, protein, kalsium, fosfor dan lainnya.
Riset membuktikan bahwa konsumsi antioxidants dapat mengurangi resiko penyakit jantung dan kanker. Antioxidants dalam 1.4 ons cokelat, setara dengan kandungan antioxidants dalam segelas wine atau 2 gelas black tea.
| |
Riset yang sama juga membuktikan bahwa konsumsi cokelat tidak ada hubungannya dengan kerusakan gigi dan pertumbuhan jerawat. Meskipun begitu, sama dengan jenis makanan lainnya, konsumsi cokelat dalam jumlah berlebih tetap akan merugikan bagi kesehatan karena kandungan gula didalamnya.
Untuk para penggemar cokelat, cokelat bukan lagi dikategorikan sebagai makanan. Cokelat adalah gairah, romantisme dan penambah semangat.
(dirangkum dari berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar