Selasa, 16 September 2008

terpnetin kertas

II.1. Kertas

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet (Anonim A, 2007).

Kertas terutama terdiri dari serat selulosa yang diperoleh dari kayu atau bahan selulosa lainnya yang melalui salah satu proses pembuatan pulp. Sifat pengemasan kertas sangat beragam, tergantung pada proses pengolahan dan pada perlakuan tambahan yang menghasilkan produk akhir. Sifat kekuatan dan mekanisnya bergantung pada perlakuan mekanis pada serat serta pada penambahan bahan pengisi dan pengikat (Anonim B, 2007)

Struktur dasar bubur kertas (pulp) dan kertas adalah felted mat dari serat selulosa. Komponen lain dapat meliputi hemiselulosa (15-90 unit glukosa terulang), lignin (unit fenil propan terpolimerisasi kompleks, berada sebagai lem yang melengketkan serat–serat), bahan bahan terekstrak (lemak, lilin, alkohol, fenol, asam aromatis, minyak esensial, oleoresin, stereol, alkaloid dan pigmen), mineral dan isi lainnya. Dalam proses pembuatan kertas, terkadang digunakan senyawaan klor sebagai bahan pemutih. Selain itu, kemasan dari kertas dan karton seringkali diberi aditif seperti adhesive, alumunium, pewarna atau bahan pelapis yang dapat mengandung bahan berbahaya. Belum banyak studi yang dilakukan, namun beberapa studi menyatakan bahwa migrasi dari kemasan dan karton dapat terjadi. Fenomena set-off berarti komponen tinta cetak berpindah dari permukaan yang dicetak ke permukaan yang tidak dicetak melalui kontak langsung selama pembuatan bahan, penyimpanan atau penggunaan. Fenomena tersebut umumnya melibatkan bahan lain selain pewarna, dan karena itu tidak dapat terlihat (Anonim C, 2007).

II.2. Jenis-jenis Kertas

Penetrasi minyak (IGT) adalah besaran yang menyatakan sifat penyerapan kertas dan karton terhadap zat cair standar, dihitung berdasarkan kebalikan panjang hasil cetakan pada jalur uji, dinyatakan dalam satuan 1000/nm, diukur menggunakan alat uji cetak IGT pada kondisi standar. Menurut Anonim D (2007), beberapa jenis kertas dan pengertiannnya yaitu sebagai berikut :

1. Kertas tulis A : merupakan istilah pengganti bagi jenis kertas HVS (Hount Vrij Schrijf Papier) yang lazim terdapat dipasaran di Indonesia, adalah kertas yang khusus dibuat untuk keperluan tulis menulis.

2. Kertas sekuritas adalah kertas tulis atau cetak yang dibuat secara khusus dari pulp kimia, awet, tahan lipat dan kedap air, mempunyai sifat tulis dan sifat cetak yang baik.

3. Kertas cetak A : merupakan istilah pengganti jenis kertas HVO (Hout Vrij Offset Papier) yan lazim terdapat dipasaran Indonesia adalah kertas yang khusus dibuat dari pulp kimia, dapat mengandung pulp mekanis maksimal 15% digunakan untuk keperluan cetak mencetak.

4. Kertas permanent adalah kertas yang memiliki pH (tingkat kelembaban acid dan alkali) netral yang dinyatakan baik oleh Australian Standard AS 4003 Permanen Paper, kertas ini dapat digunakan sebagai kertas copy 80 gram dan juga dapat untuk kertas laser, photocopy dan faksimil.

5. Kertas berwarna :

a. Kertas ini mengandung tingkat tinggi acid, artinya harus hati-hati dalam penanganannya, terlebih untuk jangka waktu yang lama atau tahun. Apabila kertas ini dalam file memburuk, nilai informasinya akan hilang, dan masalah di masa depan.

b. Warna kertas copy ini juga bermasalah di masa datang jika suatu keputusan dibuat dalam bentuk microfilm. Kertas warna dan tinta warna yang sering dibuat dalam copy mikrofilm akan sulit membacanya.

Kertas khusus salah satu jenisnya yang banyak digunakan yaitu kertas tahan minyak (kertas glasin) mempunyai permukaan yang halus, mengkilap dan tahan penetrasi minyak, dibuat dalam lima jenis komponen serat panjang dan serat pendek yang berbeda dan dengan cara internal sizing, suface sizing dan pelapisan menggunakan campuran bahan salut dengan variasi binder PVA dan lateks menggunakan rancangan percobaan faktorial acak lengkap dengan pengujian meliputi gramatur, tebal, gurley, penetrasi minyak, opasitas derajat putih, kilap, kekasaran, pH, dan ketahanan cabut. Pembuatan kertas glasin dengan proses pelapisan secara umum meningkatkan sifat cetak, dan ketahanan kertas, jenis variasi binder dengan PVA lebih banyak akan meningkatkan ketahanan minyak, opasitas dan ketahanan lipat, sedangkan pemakaian lateks yang tinggi akan meningkatkan kelicinan, serat panjang cenderung meningkatkan ketahanan retak dan sobek, untuk sifat lain cenderung dipengaruhi oleh kualitas antar serat (Elyani dkk., 2005).

Kertas dibagi dua dalam klasifikasi yang luas, ialah cultural papers atau fine paper dan industrial paper atau coarse papers. Cultural paper yaitu antara lain printing paper, litho paper, artpaper dan lain-lain. Industrial paper yaitu antara lain kraft paper, manila paper, glassine paper, grease-proof paper dan lain-lain. Untuk keperluan kemas fleksible, selain menggunakan kertas industri seperti kraft paper dan glassine paper juga digunakan cultural paper, seperti litho paper dan art paper. Kraft paper, karena sifatnya yang kuat, banyak digunakan dibidang kemas fleksible, terutama sebagai shopping bag. Kertas kraft digunakan juga pada pembuat multi wall shipping bag, kertas yang banyak juga digunakan untuk kemas fleksibel adalah glassine dan grease proof paper. Penampilan dan sifat yang khusus dari kertas ini, bukan karena penambahan aditif, tetapi karena sifat dari pulp yang dipakai (Anonim E, 2007).

Kalkir adalah jenis kertas yang liat dan agak tembus pandang (buram). Karena sifatnya yang tak mudah sobek, kertas kalkir sering dipakai untuk membuat menggambar desain arsitektur dan lansekap. Bahkan teksturnya yang kaku itu jika dipakai untuk kotak (pembungkus) kado memberi kesan eksklusif. Dalam perkembangannya, karena proses kreatif, kertas kalkir menjadi bahan untuk kerajinan yang khas. Misalnya tak cuma untuk dibuat kartu ucapan, tapi juga amplop, sisipan buku, boks kado, kap lampu dan sebagainya, dengan diberi motif gambar yang timbul (embos). Inilah yang kemudian dikenal sebagai parchment craft. Yang membuatnya tampil unik, ada gambar-gambar bermotif bunga, binatang, daun dan sebagainya. Gambar tersebut dibuat dengan teknik embos sehingga permukaannya timbul, ditambah dengan warna-warni yang serasi. Bagi yang pertama melihat akan berdecak kagum. Bagaimana bisa kertas itu menjadi begitu indah. Hanya perlu ketelitian dan kesabaran (Anonim F, 2007).

II.3. Manfaat Kertas

Kertas dapat digunakan sebagai bahan kemas yang lentur atau sebagai bahan konstruksi untuk wadah yang kaku. Pengemas yang lentur antara lain kertas bungkus, kantong amplop dan pelapis. Beberapa jenis kertas yang sering digunakan untuk tujuan ini adalah kertas kraft, kertas tidak tembus minyak, kertas minyak, kertas berlilin, dan kertas yang dikonversi dengan pebaceman, penyalutan dan laminasi. Wadah kertas yang kaku terdiri dari berbagai jenis, beragam dari segi bahan dan metode konstruksinya, seperti kotak rokok (slof), karton, kaleng berserat, drum, gelas kedap cair, kemasan bidang empat dan sebaginya (Anonim G, 2007).

II.4. Proses Pembuatan Kertas

Jenis kertas perkamen dibuat dengan melewatkan air dimana pulp kimia yang bermutu tinggi melalui suatu bak asam sulfat kemudian dicuci seluruhnya dan dikeringkan dengan alat pengering kertas. Kertas perkamen ini mempunyai ketahanan lemak yang baik, khususnya pada berat yang lebih tinggi dan mempunyai kekuatan basa yang baik sekali walaupun dalam iar mendidih. Kertas ini mempunyai permukaan bebas serta tidak berbau dan tidak berasa. Kertas perkamen sering disebut kertas glasin karena sifatnya yang transparan. Kertas ini umumnya digunakan untuk kemasan mentega, margarine, kue, keju, daging, the dan kopi (Anonim F, 2007).

Kertas glassin dan kertas tahan minyak dibuat dengan memperpanjang pengocokan pulp dalam persiapannya sebelum kemesin pembuatan kertas. Penampakan dan sifat-sifat kertas ini seluruhnya harus dibuat dari pulp tanpa suatu bahan tambahan. Kertas glasin sama dengan kertas tahan minyak, dengan permukaan seperti gelas dan transparan. Istilah grease proof digunakan untuk kertas dari bahan yang berhubungan dengan sifat-sifat tahan minyak itu. Seperti halnya glasin, grease proof mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, gemuk dan minyak. Tidak tahan terhadap air walaupun permukaannya telah dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin. Kertas glasin dijadikan bahan dasar untuk lamirat (Anonim D, 2007).

Jenis kertas sebagian besar dapat diberi lilin dalam jumlah sedikit dalam proses pembuatan kertas atau dapat ditambahkan pada lembaran akhir dengan perlakuan lilin atau kertas wax atau kertas lilin adalah salah satu penghambat air dengan biaya rendah dan mempunyai ketahanan yang baik terhadap lemak, dan karakteristik daya rekat panas yang baik, sangat berguna untuk mengemas benda-benda seperti makanan, sabun tembakau dan produk-produk sejenisnya (Anonim B, 2007).

II.5. Minyak Terpentin

Minyak terpentin adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan uap getah Tusam (Pinus sp.) dengan senyawa utamanya yaitu alpha pinene. Pengujian minyak lemak pada minyak terpentin menurut Anonim G (2007), terdapat beberapa tahap yaitu :

ü Ke dalam tabung kimia larutkan 1 ml contoh uji dengan 9 ml alkohol 80 %.

ü Masukkan tabung kimia ke dalam termos es yang berisi campuran es dan garam dapur dengan perbandingan 3:1 dan biarkan selama 12 jam.

ü Kemudian amati apakah terdapat gumpalan atau tidak, kalau ada gumpalan berarti minyak terpentin mengandung minyak lemak.

II.6. Pengujian Ketahanan Kertas Terhadap Minyak

Pengujian ketahanan kertas terhadap minyak dilakukan dengan tes terpentin. Kertas yang akan di uji mula-mula diletakkan di atas kertas indikator yang berwarna putih. Diatas kertas yang akan di uji tersebut dituangkan pasir sedemikian rupa sehingga membentuk kerucut kecil. Setelah itu terpentin yang berwarna merah dituangkan diatas puncak kerucut kecil itu. Waktu dari penuangan terpentin sampai terbentuknya spot merah pertama kali, adalah waktu yang menunjukkan tingkat ketahanan kertas terhadap minyak. Semakin lama waktu

tersebut berarti kertas semakin tahan terhadap minyak. Kertas yang tahan minyak relatif lebih mahal harganya. Oleh karena itu penting untuk mengetahui ketahanan kertas terhadap minyak (Anonim E, 2007).

4 komentar:

Naritul mengatakan...

makasih sangat membantu buat laporan

Anonim mengatakan...

damn!!!
even wikipedia doesn't have any definition whatsoever about HVS abbreviation.
where'd u get all this info??
COOL article!! very smart!!

CHRIS
angkasa
BDG

Anonim mengatakan...

thanks 4 da smart article, it motivates me to search all da way on da net, and finally found matkopling's comment on www.forums.apakabar.ws/ :
"HVS itu bukan ukuran kertas, tapi jenis kertas.
berasal dari bahasa belanda, singkatan dari HoutVrij Schrijfpapier , artinya kertas buat nulis yg tidak berserat kayu.
(hout=kayu, frij=pere=bebas (bukan si bebas yg .. yah lu tau yg gue maksud kan, schrijf=tulis , papier=kertas),
HVS bahas inggrisnya UCWF, singkatan dari UnCoated WoodFree..

and also from www.arsipjatim.go.id/

VIVA ON-LINE

chris-lagi

Unknown mengatakan...

makasih banyak infonya =) mantabbbb =)